Rencana Agung Penginjilan

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6)

Oleh: Robert E. Coleman

Masalah dalam Metoda Penginjilan

Setiap usaha penginjilan harus diuji dengan dua ukuran: Pertama, apakah usaha itu mempunyai tujuan tertentu; kedua, apakah usaha ini mempunyai arti bagi dunia sekarang ini. Kedua hal ini saling berhubungan, dan keserasian hubungan keduanya akan menentukan makna segala kegiatan kita. Kecakapan ataupun kesibukan dalam mengerjakan sesuatu belum berarti bahwa kita telah menghasilkan sesuatu. Karena itu, dalam setiap kegiatan, kita harus selalu bertanya, "Apakah usaha ini sangat penting?", "Apakah usaha ini akan mencapai tujuannya?"

Demikian pula, semua usaha penginjilan di gereja-gereja harus terus- menerus diuji: "Apakah segala usaha kita telah dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi amanat Yesus?", "Sebagai hasil usaha ini, apakah jumlah kader pekerja-pekerja rohani untuk memberitakan Injil semakin bertambah?" Memang kita sibuk dengan berbagai program penginjilan, tetapi apakah usaha kita sedang mencapai tujuan yang benar?

Tujuan Menentukan Cara

Apabila kita menggunakan kedua ukuran itu -- tujuan dan arti -- kita perlu menyusun rencana kerja yang mantap untuk dilaksanakan hari demi hari dalam usaha mencapai tujuan jangka panjang. Jika kita ingin mengalami sukacita dalam melaksanakan rencana kerja yang sudah jelas ada manfaatnya itu, kita harus tahu cara bertindak yang sesuai dengan rencana Allah yang menyeluruh bagi kehidupan kita itu. Inilah yang harus kita perhatikan dalam menyusun rencana ataupun cara untuk memberitakan Injil. Seperti sebuah gedung yang dibangun menurut rencana penggunaannya, demikian pula halnya dengan sesuatu yang kita kerjakan harus mempunyai tujuan. Kalau tidak, segala usaha kita sia- sia dan kacau.

Penyelidikan dari Sumber Lain

Buku-buku dalam bidang ini jarang ditemukan. Memang hampir setiap karangan tentang kehidupan Tuhan Yesus menjelaskan juga prinsip- prinsip dasar penginjilan-Nya. Buku-buku penyelidikan mengenai metoda-metoda pengajaran Tuhan Yesus dan buku-buku yang menceritakan kehidupan serta pekerjaan-Nya, biasanya mengandung prinsip-prinsip dasar ini juga. Sebuah buku yang paling berfaedah bagi kita ialah "The Training of the Twelve" (Latihan terhadap Kedua Belas Murid) oleh A.B. Bruce. Buku ini pertama-tama diterbitkan tahun 1871, dan diredaksi kembali tahun 1899, mengisahkan pertumbuhan murid-murid di bawah asuhan Tuhan Yesus. Sebuah buku yang lain, yaitu "Pastor Pastorum" (Pelayanan Pendeta) oleh Henry Lathan, ditulis tahun 1890, mengupas cara Tuhan Yesus melatih orang-orang. Kemudian terbit beberapa buku kecil yang menguraikan pekerjaan Yesus.

Baru-baru ini ditambah beberapa buku lagi mengenai kehidupan dan pelayanan gereja, khususnya, mengenai pertumbuhan kelompok-kelompok kecil dan kesaksian kaum awam. Walaupun pengarang buku-buku itu kurang menekankan strategi penginjilan, namun kita harus berterima kasih atas penjelasan mereka mengenai prinsip-prinsip dasar dari pelayanan dan pekerjaan Tuhan kita.

Bagaimanapun juga prinsip-prinsip dasar penginjilan yang dipergunakan Tuhan Yesus ini merupakan pusat perhatian kita, karena itu kita memerlukan penyelidikan dan penjelasan lebih lanjut, khususnya dari Alkitab.

Rencana Penyelidikan Kita

Untuk dapat memahami dengan baik rencana kerja Tuhan Yesus, kita harus mempelajari Kitab Perjanjian Baru, khususnya keempat Kitab Injil. Hanya kitab-kitab inilah sebenarnya yang memberikan kesaksian yang benar mengenai Yesus dan pekerjaan-Nya (Lukas 1:2-3; Yohanes 20:30; 21:24; 1Yohanes 1:1).

Keempat Kitab Injil itu pertama-tama ditulis untuk menunjukkan kepada kita bahwa Yesuslah Mesias. Anak Allah, dan supaya kita oleh iman memperoleh hidup dalam nama-Nya (Yohanes 20:31). Tetapi, kadang-kadang kita tidak menyadari bahwa pernyataan itu juga mencakup cara hidup-Nya sendiri dan cara hidup yang diajarkan-Nya kepada orang lain. Para penulis Kitab Injil bukan sekedar melihat cara hidup Yesus yang benar, namun kehidupan merekapun telah diubah oleh kebenaran itu. Itulah sebabnya mereka menuliskan hal-hal yang telah membuat mereka meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Yesus. Tentu saja tidak semua hal diceritakan. Seperti halnya para penulis sejarah, para penulis Injilpun melukiskan suatu gambaran yang lengkap dengan menonjolkan beberapa pribadi pilihan serta pengalaman mereka, dan peristiwa yang penting. Akan tetapi, kita yakin bahwa segala sesuatu yang telah dengan cermat dipilih dan dituliskan di bawah pimpinan Roh Kudus itu bertujuan untuk mengajar kita bagaimana mengikut Yesus. Itulah sebabnya riwayat kehidupan Tuhan Yesus di dalam Alkitab merupakan penuntun yang terbaik mengenai metoda penginjilan.

Rencana penyelidikan ini juga dimaksudkan untuk mengikuti langkah- langkah yang dipergunakan Tuhan Yesus seperti yang ditunjukkan dalam keempat Injil -- meneliti riwayat hidup-Nya dari berbagai sudut untuk memahami cara pelayanan-Nya, dan menganalisa rencana pelayanan-Nya secara umum untuk menanggapi makna yang lebih luas dari metoda-metoda yang dipakai-Nya dalam pelayanan. Memang tugas ini tidak mudah dan masih banyak yang harus dipelajari. Kesempurnaan Tuhan yang mulia tidak dapat dibatasi oleh pengertian manusia. Makin lama kita memandang Dia, makin jelas kita melihat kebenaran itu.

Kristuslah Teladan yang Sempurna

Tidak ada penyelidikan yang lebih menguntungkan selain penyelidikan mengenai kehidupan Kristen. Walaupun kita dapat memahami seluruhnya, kita tahu bahwa Yesuslah Guru yang sempurna. Ia tidak pernah berbuat salah. Sebagai manusia, Ia sering dicobai seperti kita, tetapi Ia tidak pernah berbuat dosa. Ia tidak dibatasi oleh keadaan tubuh manusiawi yang diterima-Nya demi kita. Sekalipun Ia tidak mempergunakan sifat keilahian-Nya, namun pikiran-Nya jernih. Ia senantiasa tahu apa yang benar, dan sebagai Manusia yang sempurna, Ia hidup sebagai Allah yang hidup di antara manusia.

No comments:

Post a Comment