
Di tengah-tengah keriuhrendahan itulah umat Kristen juga ikut berpartisipasi. Mereka berpartisipasi sebagai warga negara Indonesia yang beragama Kristen. Itu berarti setiap orang Kristen mempunyai pilihan-pilihan politik sendiri yang sesuai dengan panggilan hati nuraninya. Kita tidak dapat memaksa setiap orang Kristen Indonesia untuk hanya mempunyai satu pilihan saja.
Dalam rangka menyongsong Pemilu 2009 ini KWI dan PGI telah mengeluarkan surat edaran bersama dalam rangka Pelaksanaan Pemilu 2009 yang berisikan hal-hal sbb:
1. Ucapan syukur. Sebab oleh anugerah Tuhan bangsa Indoensia bangkit kembali dari krisis yang menderanya. Inilah modal utama bagi bangsa dan negara untuk berjuang lebih gigih bagi terwujudnya cita-cita proklamasi. Diharapkan semua umat Kristen mempelajari aturan-aturan perundang-undangan dengan cermat sehingga keterlibatan dalam pemilu sungguh-sungguh menghasilkan wakil-wakil rakyat yang berkualitas dan memiliki tanggung jawab terhadap kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan melahirkan pemimpin yang berkualitas dan berwibawa.
2. Gereja mendukung pelaksanaan Pemilu yang berkualitas. Maka untuk ini diserukan agar setiap warga negara agar menggunakan hak pilihnya secara bertanggungjawab dan sungguh-sungguh mendengarkan hati nuraninya. "Pilihlah dari antara mereka orang-orang yang cakap, setia dan takut akan TUHAN, dipercaya dan benci pada pengejaran suap." (Kel. 18:21). Kedua masyarakat perlu didorong untuk mengontrol mekanisme demokrasi agar aspirasi rakyat sungguh-sungguh mendapat tempat. Ketiga hasil-hasil pemilu harus menjamin bahwa Pancasila dan UUD'45 tetap dipertahankan sebagai dasar negara dan acuan dalam kehidupan bermasyarakat sebagai dasar negara dan acuan dalam kehidupan bermasyarakat, terwujudnya pemerintahan yang adil bersih dan berwibawa menjamin terwujudnya kehidupan berpolitik yang mensejahterakan rakyat, kepastian hukum dan rasa aman dalam kehidupan masyarakat.
3. Kita mengambil bagian dalam Pemilu sebgai warganegara yang bertanggung jawab dan sekaligus warga gereja yang taat kepada Tuhan. Kalau ada pilihan politik yang berbeda-beda maka hal itu tidak boleh menganggu kita sebagai sebuah persekutuan. Diserukan juga agar pimpinan gereja/jemaat tidak merangkap sebagai pengurus parpol.
(oleh : Pdt. Andreas A. Yewangoe - Ketua Umum PGI)
(oleh : Pdt. Andreas A. Yewangoe - Ketua Umum PGI)
No comments:
Post a Comment