Smirna - Laodikia

Smirna Laodikia
Ayat bacaan: Wahyu 2:9 

"Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu--namun engkau kaya--dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis." 

Ada banyak motivasi orang dalam mengikut Yesus. Pernah pada suatu kali saya mendengar orang mau ikut Yesus supaya usahanya yang sempat jatuh kembali bisa berjalan. Ada yang ingin berkat melimpah, ada yang ingin sembuh sakit dan lain-lain. Kalau itu tidak mereka dapatkan, mereka pun segera berpaling mencari alternatif lainnya yang bisa memberikan apa yang mereka inginkan secara instan, tak peduli apapun bentuknya. Mereka tidak berpikir soal keselamatan, apalagi berpikir untuk mengasihi Yesus secara tulus. Benar, Tuhan bisa melakukan itu semua dengan sangat mudah. It's never a big deal to Him. Tapi apakah hanya itu yang membuat kita menerimaNya sebagai Tuhan? Ibaratnya orang berpacaran, bagaimana perasaan anda jika pasangan anda hanya ingin coba-coba dan hanya mencari untung saja? Jika kita dibegitukan, tentu sakit sekali rasanya bukan? 

Kita tidak akan pernah bisa hidup selamanya dan sepenuhnya tanpa masalah. Menjadi pengikut Yesus tidak serta merta berarti bahwa kita akan seratus persen aman dari permasalahan, hidup nikmat sepenuhnya secara berlimpah tanpa kendala. Kenyataannya, betapa seringnya iman kita diuji. Kenyataan lain, ada banyak orang termasuk saya yang harus mengalami proses terlebih dahulu begitu menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat sebelum menikmati indahnya hidup bersamaNya seiring pertumbuhan kedewasaan iman. Mudah bagi kita untuk berkata bahwa "Tuhan itu amat baik" ketika hidup sedang aman-aman saja, tetapi mampukah kita berkata hal yang sama ketika tengah mengalami penderitaan atau permasalahan? Mampukah kita tetap setia dan taat meski keadaan kita sedang tidak baik? Ini sebuah pertanyaan yang jawabannya akan menunjukkan sejauh mana kita mengasihi dan percaya kepadaNya. Jika hanya mengharapkan berkat saja kita akan cepat menjadi dingin, bahkan dengan mudahnya meragukan dan berpaling dari Tuhan ketika masalah sepertinya tidak kunjung teratasi. 

Akan hal ini, mari kita lihat perbedaan antara dua jemaat diantara 7 jemaat yang kepada mereka diberikan pesan dan teguran dalam kitab Wahyu, yaitu antara jemaat Smirna dan Laodikia. 

Di antara ketujuh gereja dalam kitab Wahyu, hanya ada dua yang tidak ditegur Tuhan, yaitu jemaat di Smirna dan Filadelfia. Setelah kemarin kita melihat jemaat yang menerapkan kasih persaudaraan di Filadelfia, hari ini mari kita lihat bagaimana Smirna yang lokasinya terletak di salah satu bagian dari Turki saat ini bisa luput dari teguran bahkan menuai pujian langsung dari Tuhan. 

Seperti apa profil jemaat Smirna saat itu? Apakah mereka jemaat yang kaya raya dan hidup berlimpah-limpah seperti yang dicari kebanyakan gereja yang sudah menyimpang dari hakekat dan tujuan sesungguhnya hari ini? Justru sebaliknya. Jemaat di Smirna bukanlah jemaat yang kaya secara finansial. Mereka pun mengalami banyak kesusahan dalam mempertahankan iman mereka. Tekanan dari penguasa Roma terus menerus menerpa mereka dan itu sangatlah menyulitkan juga menakutkan. 

Mereka dianaktirikan, disisihkan dan diperlakukan tidak adil, cacian dan fitnah, bahkan tidak jarang mereka mengalami penganiayaan dalam mempertahankan iman mereka. Setiap hari dalam hidup mereka harus menghadapi cercaan dan fitnahan dari orang-orang yang menganggap diri mereka paling benar yang akan tanpa sungkan-sungkan menyakiti mereka. Sudah miskin, tertekan dan dianiaya pula. Seandainya jemaat Smirna hanya memandang atau berharap pada berkat duniawi saja mereka tentu segera berpaling. Buat apa mereka harus rela mengalami semua itu? Tentu mereka sudah meninggalkan Tuhan dan kembali kepada kehidupan lama mereka. Tapi jemaat Smirna menunjukkan ketangguhan iman mereka. Lewat segala penderitaan mereka ternyata mereka bisa membuktikan keteguhan mereka sehingga merekapun kemudian menuai pujian dari Tuhan. 

Apa kata Tuhan pada mereka? Inilah pujian yang diberikan pada mereka. "Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu--namun engkau kaya--dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis." (Wahyu 2:9). Wow! Dipuji langsung oleh Tuhan pasti rasanya luar biasa. Meski miskin materi, tapi engkau kaya iman. Begitu kira-kira kata Tuhan. Itulah kualitas jemaat Smirna yang luar biasa. Yesus sudah mengingatkan kita semua bahwa "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:4). Mungkin sulit bagi jemaat Smirna untuk makan yang layak, enak dan mewah setiap hari, bahkan mereka mungkin merasa heran apabila satu hari berlalu tanpa adanya tekanan atau masalah. Tetapi mereka ternyata tidak patah semangat. Mereka justru menjadi tegar dalam ketaatan mereka kepada Sang Roti Hidup, the Bread of life. Di mata dunia mereka mungkin miskin dan rendah, tetapi sama sekali tidak demikian di mata Tuhan. 

Apa yang dikatakan kepada jemaat Smirna sangatlah berbanding terbalik dengan jemaat Laodikia. Jemaat Laodikia dikatakan kaya secara materi tetapi di mata Tuhan mereka sesungguhnya terlihat miskin. Lihatlah teguran yang dijatuhkan kepada mereka. "Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang." (Wahyu 3:17). Kekayaan secara materi ternyata membutakan mata mereka, sehingga mereka menjadi tidak sungguh-sungguh dalam ketaatan. 

Tuhan memandang itu sebagai sebuah sikap yang suam-suam kuku, tidak dingin atau panas. Dan sikap itu membuahkan teguran keras. "Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku." (ay 16). Tuhan kemudian berkata: "maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat." (ay 18). Selanjutnya Tuhan memberikan sebuah peringatan yang tentu saja berlaku pula bagi kita semua hari ini: "Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!" (ay 19). Kalau tidak mau dihajar Tuhan, berbesar hatilah ketika ditegur dan segeralah bertobat. 

Ada perbedaan kontras antara jemaat Smirna dan Laodikia. Meski dalam penderitaan menghadapi ketidakadilan, kemiskinan, fitnahan, tekanan dan siksaan sekalipun, mereka mampu terus taat dan menyerahkan hidup mereka kepada Tuhan dengan sepenuhnya. Sebaliknya jemaat Laodikia sangat kaya raya dan hidup dalam kemewahan, tetapi itu membuat mata mereka tertutup oleh segala yang mereka miliki. Yang satu menuai pujian sedang satu lagi ditegur dengan sangat keras. 

Jangan terjebak pada kesalahan yang sama dengan jemaat Laodikia dan teladanilah sikap jemaat Smirna. Mengikuti Kristus bukanlah berarti bahwa kita kemudian hidup bebas dari masalah dan bisa berjalan tanpa hambatan, lalu bisa seenaknya berbuat apapun sesuka kita. Orang diluar sana ada banyak yang menjadi sok jagoan dengan menyandang atribut-atribut keagamaan, tapi itu tidak boleh terjadi pada kita. Menjadi orang percaya pada kenyataannya bisa menempatkan kita ke dalam posisi sulit seperti yang mungkin kita alami hari ini. Disisihkan, dicemooh, diperlakukan tidak adil bahkan seperti yang dialami banyak orang percaya dalam kasus-kasus tertentu, ancaman dan aniaya pun bisa menjadi 'salib' yang harus rela kita pikul. 

Ironisnya perlakuan seperti ini bukan hanya datang dari orang-orang yang tidak mengenal Kristus saja, melainkan bisa pula hadir lewat orang-orang yang mengaku beriman kepada Kristus. Bukankah kita setidaknya pernah bertemu dengan orang-orang yang mengaku percaya tetapi begitu mudah menghakimi? Bukankah kita melihat adanya gereja-gereja yang hanya berlomba rebutan jemaat kaya dan yang dengan mudahnya menghakimi atau bahkan mengusir jemaatnya? Bukannya membantu saudaranya yang susah, tapi malah mengata-ngatai dan menuduh bahwa kemiskinan yang mereka alami itu karena kutuk, dosa dan sebagainya tanpa terlebih dahulu melihat letak permasalahannya. Tapi semua itu hendaknya tidak melemahkan kita, sebab sejak awal Yesus sendiri sudah mengingatkan: "Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." (Lukas 9:23). 

Tidaklah mudah untuk menyangkal diri dan memikul salib setiap hari, tetapi itulah yang dituntut dari kita. Yesus juga bersabda: "Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya." (ay 24). Kekayaan dunia mungkin menggiurkan, tetapi ingatlah kata-kata Yesus berikut ini: "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?" (ay 25). Jemaat Laodikia melakukan itu, sebaliknya jemaat Smirna menunjukkan bahwa mereka tahu apa yang benar yang seharusnya mereka lakukan sebagai pengikut Kristus. 

Dunia boleh saja membenci kita, memperlakukan kita tidak adil, menghina, menuduh kita macam-macam atau bahkan melakukan tindakan-tindakan kekerasan yang bahkan menurut tata krama kemanusiaan saja sudah tidak benar. Tetapi hendaknya semua itu tidak boleh membuat kita berpaling dari Tuhan. Akan hal ini Yesus sudah mengingatkan kita. "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu." (Yohanes 15:18-19). 

Oleh karena itulah kita harus meneladani sikap jemaat Smirna yang tidak menyerah dan putus asa meski kehidupan yang mereka jalani sungguh berat. Keputusan dan sikap hidup tanpa pamrih seperti itulah yang membuahkan pujian dari Tuhan. "Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan." (Wahyu 2:10). 

Mahkota kehidupan yang abadi akan selalu dikaruniakan Tuhan kepada siapapun yang mampu setia sampai mati. Apakah hidup anda sedang mengalami kesusahan saat ini, sedang mengalami tekanan atau perlakuan tidak mengenakkan? Apakah roda kehidupan anda saat ini sedang berada dibawah dan melindas bebatuan keras dan tajam? Tuhan berpesan demikian: "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" (Roma 12:12). 

Jangan bersungut-sungut ketika ada masalah, jangan putus asa apalagi menyerah. Ada mahkota kehidupan yang disediakan Tuhan kepada siapapun yang tetap setia kepada Tuhan dalam segala kondisi di ujung perjalanan kita. Ada banyak diantara orang percaya yang tidak sanggup menanggung kemiskinan, fitnahan dan siksaan. Mereka akan dengan cepat memilih untuk meninggalkan Tuhan ketimbang harus mengalami hal-hal tersebut. Tetapi jemaat Smirna sudah membuktikan iman mereka lewat ketabahan dan ketaatan yang luar biasa. Dan Tuhan pun memberikan pujian. Mari kita teladani jemaat Smirna dan mari pegang teguh kesetiaan kepada Tuhan apapun resikonya. 

"Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?" (Lukas 9:25) 

(renunganharianonline)

No comments:

Post a Comment