Bertekun Dalam Doa

Di zaman modern ini di mana segala sesuatu berjalan serba cepat, kita pun cenderung menginginkan hasil yang instan. Di sisi lain, Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kita harus tekun di dalam doa (Lukas 18:1-7). Ada banyak hal yang membuat Dia terpaksa menunda jawaban-Nya. Namun yang pasti, seberapapun lamanya kita harus menunggu, itu adalah demi membereskan kita dalam hal-hal berikut ini :

Dosa dan Pemberontakan — Allah menahan jawaban-Nya bila Dia melihat kita masih sulit mengampuni, ada kepahitan, tidak taat dan masih terus melakukan dosa. Keinginan hati kita mungkin sudah dipaketkan di sana dan siap dikirim, namun Allah tidak akan mengirimnya sampai kita benar-benar siap menerimanya.

Iman —tujuan akhir dari Bapa adalah untuk melatih iman kita. Dia ingin mengajar kita lebih dalam lagi tentang diri-Nya. Kadangkala hal ini dilakukan dengan menunda jawaban atas doa-doa kita. Ketika kita dengan tekun menyampaikan segala kebutuhan kita kepada-Nya dan menerima tanggapan-Nya, sebenarnya kita sedang diproses untuk mengenal siapa Allah dan cara bekerja-Nya, sampai kita meyakini bahwa Dia selalu dapat dipercaya.

Kesabaran —Doa yang tekun menuntut kesabaran. Sifat ini harus dimiliki oleh setiap orang percaya. Mungkin bagi kita, waktu terbaik untuk menerima jawaban doa adalah sekarang, namun bagi Allah tidak selalu demikian. Kesabaran membuat kita dapat menahan keinginan yang tertunda sampai tepat dengan waktu-Nya.

Bila kita ingin membangun kehidupan doa yang tekun dan terpusat pada Allah, kita tidak akan pernah menyerah bila permohonan kita belum dijawab. Kita harus terus melakukannya sebagaimana yang dikatakan Yesus yaitu terus meminta, mencari dan mengetuk pintu surga, sampai Dia berkata ‘tidak’, ‘sabar’atau ‘ya’ dengan apa yang kita inginkan. Jangan khawatir, kita tidak sedang menyusahkan Allah, justru Dia senang bila kita rajin berkomunikasi dan bergantung pada-Nya.

No comments:

Post a Comment