Sabar Menunggu

"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." (Pengkhotbah 3:11)

Menunggu bagi kebanyakan orang bukanlah hal yang menyenangkan. Terlebih lagi bagi manusia sekarang yang hidup di jaman yang serba cepat dan instan. Pola hidup yang serba cepat dan instan ini, tanpa sadar menjadikan banyak orang tidak lagi sabar menunggu sesuatu. Tanpa di sadari juga banyak anak Tuhan yang juga terpengaruh oleh pola hidup yang serba cepat dan instan ini. Padahal Firman Tuhan mengajarkan kita prinsip kesabaran dan ketekunan.

Bila hari ini kita menanam biji jeruk atau mangga maka kita tidak bisa mendapatkan hasil dalam waktu sekejap. Untuk mendapatkan hasil kita harus sabar menunggu dan juga tekun dalam merawat pohon yang kita tanam tersebut. Walaupun buahnya belum kelihatan tetapi kita punya keyakinan bahwa satu waktu pasti pohon tersebut akan menghasilkan buah. Demikian juga dengan benih iman yang kita tabur maka satu waktu pasti akan berbuah bila kita sabar dan tekun merawat benih tersebut.

Tuhan Yesus sendiri harus menunggu dengan sabar sampai berusia 30 tahun untuk memulai pelayananNya. Ketika Yesus melayani maka Ia mampu bergerak mengikuti pimpinan Roh sebab Ia sendiri telah mempunyai buah kesabaran dalam hidupNya. Salah satu kunci keberhasilan dalam pelayanan Yesus adalah kesabaranNya dalam melakukan sesuatu untuk mengikuti sesuai arahan Roh Kudus.

Bila kita ingin menjadi orang yang sukses di mata Tuhan maka kita harus sabar menunggu waktu yang tepat dalam mengerjakan sesuatu. Mengerjakan sesuatu yang belum waktunya atau tidak tepat waktunya hanya akan membawa kita kepada kegagalan. Memang masih ada jalan untuk memperbaiki kesalahan tersebut tetapi ada harga yang harus dibayar akibat ketidaksabaran itu.

Abraham adalah salah satu contoh orang yang tidak sabar menunggu waktu Tuhan. Ia tidak sabar menunggu janji Tuhan tentang keturunan yang banyak karena isterinya sara tidak melahirkan juga, padahal usianya sudah uzur. Akhirnya Abraham mengambil Hagar untuk disetubuhinya agar bisa melahirkan keturunan baginya. Hagar melahirkan anak yang diberi nama Ismael. Tetapi Ismael bukanlah anak perjanjian dari Tuhan. Pada akhirnya Abraham mendapatkan anak perjanjia dari Sara yang diberi nama Ishak. Tuhan memang mengampuni kesalahan Abraham tetapi akibat kesalahan ini maka ada harga/konsekuensi yang harus dibayar oleh Abraham. Bahkan karena ketidaksabaran Abraham ini maka sampai sekarang kita masih bisa melihat akibat kesalahannya.

Secara manusiawi maka bisa dimengerti bila Abraham sampai bisa melakukan kesalahan tersebut. Ia sudah menunggu lama sedangkan Sara isterinya sudah tua dan menoupose/mati haid. Bagaimana mungkin wanita yang sudah mati haid bisa melahirkan anak? Tetapi bila Allah berjanji maka tidak ada yang mustahil. Janji Allah tidak dipengaruhi oleh logika manusia. Bila Ia berjanji maka Ia pasti akan menggenapinya. Bagian kita adalah sabar menunggu dan tekun melakukan bagian kita.

Saya pribadi banyak menerima janji Tuhan dalam hidup ini. Terkadang sayapun tidak sabar menunggu janji tersebut digenapi. Satu hal yang saya belajar bahwa bukan Tuhan yang ingin menunda penggenapan janji tersebut tetapi saya yang belum siap menerima penggenapan janji tersebut. Bila kita sudah siap menerima penggenapan janji Tuhan maka saya percaya Tuhan sendiri yang akan berinisiatif untuk menggenapinya. Bapa di surga adalah Bapa yang baik dan tahu memberi yang terbaik. Saya percaya bila kita sering tidak bersabar menunggu maka Bapa disurga lebih sering tidak bersabar lagi untuk melihat kita siap menerima pemberianNya.

Bila anakNya yang tunggal saja diberikan masakan Dia tidak memberikan yang terbaik buat hidup kita?

No comments:

Post a Comment